Great Woman Great Mother

Meski bukan dalam rangka hari ibu, kali ini saya akan membahas tentang dua sosok perempuan luar biasa yang kisahnya tercatat dalam Alkitab. Kedua perempuan ini adalah hamba Tuhan yang sangat taat, humble dan godly sehingga Tuhan kemudian memilih mereka untuk menjadi mother for Great Men yang berdampak bagi kehidupan banyak orang. Menariknya, kedua perempuan ini memiliki hubungan darah satu sama lain, yaitu sepupu. 

Siapa lagi kalau bukan Elizabet ibu Yohanes Pembaptis dan Maria bundanya Yesus sang Mesias! Kisah mereka tertulis jelas di pasal-pasal awal kitab Lukas. Sesungguhnya saya sudah amat sangat super duper wuper sering membaca kisah ini, however kemaren ketika membacanya kembali maka ada satu pengertian baru yang Tuhan singkapkan tentang kedua perempuan ini. Let’s see!

Pertama, mari kita lihat Elizabet. Suaminya Zakharia adalah seorang imam dari rombongan Abia, dan ia sendiri merupakan keturunan Harun (karena Maria sanaknya, apa berarti Maria juga keturunan Harun ya? Atau jangan-jangan Maria keturunan Musa? Ah, entahlah, semoga suatu saat saya bisa bertanya kepada mereka di surga nanti). Elizabet dan suaminya ini adalah pasangan yang sangat soleh, sayangnya Elizabet mandul sehingga mereka tidak memiliki anak hingga sudah memasuki usia lanjut. 

What? Suaminya pendeta, papahnya gembala, keluarganya semua hamba Tuhan, tapi kok bisa mandul? Saya sendiri sedikit heran dan bertanya-tanya, apakah Tuhan memang suka (pada awalnya) membuat perempuan-perempuan godly ini mandul? Contohnya Sara, Ribka, Rahel, Hana, sekarang Elizabet. Mereka adalah perempuan-perempuan dengan giant faith, setia beribadah kepada Tuhan, nggak neko-neko, taat sama suami, dan setia. Padahal kalau dipikir-pikir, bisa saja dalam benak Sara, Ribka dan Elizabet muncul dugaan, “Belum tentu aku yang mandul, jangan-jangan suamiku yang mandul.” Bisa aja toh, kan jaman itu belum ada pemeriksaan dokter yang akurat. Tapi mereka tetap diam dan tidak mencari suami lain. Baru saja saya mulai bertanya demikian dalam hati, seketika saja jawabannya muncul dalam roh saya. 

Inilah cara Tuhan. Perempuan-perempuan hebat selalu diuji dengan trial yang besar. Disaat menjadi seorang ibu adalah impian semua perempuan, dan kalau tidak bisa punya anak dianggap aib pada jaman itu, dalam hal ini kemandulan adalah cara Tuhan untuk menguji iman mereka (dan juga iman suaminya) pada level yang sangat tinggi. Nampaknya Tuhan memang suka menaruh putra-putrinya pada kelemahan, dengan demikian mujizat-Nya dapat dinyatakan dalam kehidupan kita. 

Kita semua tahu kisah dramatis kelahiran Yohanes Pembaptis. Papahnya imam Zakharia sedang melayani di mezbah ketika tiba-tiba malaikat Gabriel muncul dan memberitakan, “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elizabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamainya Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” (Lukas 1:13-17)

Walah… Zakharia meragukan pesan Tuhan, alhasil dia menjadi bisu hingga kelahiran Yohanes. 

Enam bulan kemudian malaikat Gabriel pergi kepada seorang gadis muda, perawan Maria, yang masih saudaraan sama Elizabet. Gabriel mengucapkan salam, dan menyampaikan Firman-Nya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah alan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Lukas 1:30-33)

Hal yang menarik dari perkataan malaikat Gabriel adalah ia memberitahu tentang Elizabet. 

“Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.” (ayat 36)

Tentunya hal ini dikatakan untuk meneguhkan Maria, bahwa tidak ada yang mustahil terjadi bila sesuatu memang merupakan kehendak Allah. Benar saja, Maria merespon dengan berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah kepadaku menurut perkataanmu itu.”

Biarkan saya berimajinasi. Seolah-olah saya dapat merasa degup jantung Maria, sangat tidak sabar untuk segera menjumpai Elizabet dan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Kunjungan malaikat, pesan Tuhan, kelahiran seorang anak… ah! Sangat spektakuler, sangat mendebarkan. Maria bergegas mengunjungi Elizabet dan begitu sampai di pintu rumah ia mengucapkan salam. Tentunya Elizabet tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi pada Maria, namun seketika saja saat Elizabet mendengar salam Maria, maka melonjaklah  anak dalam rahimnya yaitu si bayi Yohanes, dan sang ibu langsung dipenuhi dengan Roh Kudus. Bayangkan, betapa spektakulernya hal itu! Elizabet dan Maria pun bernyanyi bergantian, memuji-muji Tuhan oleh karena perbuatan Tuhan yang dahsyat. 

Maria tinggal bersama Elizabet selama 3 bulan. Mereka tentu memperbincangkan banyak hal, berdoa bersama, dan khususnya pasti membahas hal terpenting, akan menjadi apakah anak yang akan dilahirkan oleh mereka berdua? Dari pesan Tuhan yang disampaikan melalui malaikat Gabriel, janji untuk anak-anak ini sungguhlah sangat besar. Mereka akan menjadi orang besar, membawa sukacita bagi banyak orang, pemimpin bangsa-bangsa. 

Namun tentunya Maria juga menuturkan kepada Elizabet, bagaimana denganku? Perempuan yang sudah menikah namun belum punya anak dianggap aib, terlebih lagi perempuan yang belum menikah namun sudah punya anak! Maria menghadapi banyak resiko, yaitu mempermalukan nama keluarga yang tentunya keluarga soleh, ditinggalkan pria yang dicintainya dengan sepenuh hati, dan bisa dilempari batu sampai mati oleh para pemuka agama! 

Sampai disini saya terhenti. Saya hampir tidak dapat membayangkan betapa beratnya beban yang harus dipikul oleh Maria, betapa besarnya ketakutan yang berseliweran dibenaknya. Sekali lagi, ia adalah perempuan yang sangat luar biasa. Ia tahu bagaimana harus bersikap saat menghadapi trials. Saya yakin untuk alasan itu juga ia mengunjungi Elizabet dan tinggal disana selama 3 bulan. Saya yakin Maria sengaja tinggal disana selama 3 bulan untuk mendapatkan pemuridan khusus dari Elizabet, karena kalau hanya mengunjungi tidak akan butuh waktu selama itu. Maria tahu bahwa ia yang masih muda butuh penguatan. Ia perlu mempersiapkan dirinya untuk menghadapi berbagai resiko atas ketaatannya kepada Tuhan dan hanya Elizabet sajalah yang mengetahui dan mengerti betul apa yang sedang dialami oleh Maria. 

Ini adalah suatu hubungan kakak beradik yang sangat indah. Kedua perempuan ini saling memegang tangan dan mendoakan. Panggilan dan pilihan yang Tuhan tempatkan pada diri mereka sangatlah mulia, tidak dapat digantikan dengan apapun juga. Mereka sendiri telah mendengar dari-Nya, bahwa anak-anak yang akan dilahirkan dari rahim mereka adalah pelaksana janji untuk keselamatan bangsa mereka yang telah dinantikan ratusan tahun. Elizabet dan Maria tahu hal ini, dan itu menjadikan mereka, khususnya Maria, tetap teguh. Para imam lain tidak akan percaya, para pemuka agama, orang Farisi dan Ahli Taurat tidak akan dapat mengerti, tetangga dan orang sekitar tidak akan mendengarkan. Namun menanggung itu semua demi rencana Tuhan adalah sebuah kehormatan. Kedua perempuan ini bisa melihat hal itu, dan itu menjadikan iman mereka kuat. They’re great women, no doubt!

Elizabet dan Maria adalah contoh nyata dari pengharapan, ketaatan, dan ketekunan. Terlalu banyak orang yang menganggap panggilan Tuhan adalah sebuah beban yang berat. Seandainya kita semua bisa mengerti, suatu kehormatan menjadi alat pilihan Tuhan untuk melaksanakan rencana-Nya yang dahsyat bagi dunia! Tuhan bisa saja memakai orang lain kalau DIA mau, tapi kenapa DIA memilih untuk memakai saya dan Anda? Mengapa Allah yang Mahatinggi itu mempercayakan pekerjaan pelayanan yang saat ini Saya dan Anda pegang, kepada kita dan bukan orang lain? Inilah arti dari kalimat “Engkau Yang dikarunia Tuhan.” Kita yang dipanggil masuk ke dalam trials dan menghadapi banyak resiko serta kesulitan demi ketaatan kepada-Nya adalah orang-orang yang mendapatkan kasih karunia. 

Sebelum memberi titik terakhir pada tulisan ini, satu pertanyaan kembali muncul. Dengan janji Tuhan yang besar untuk anak-anak mereka, apakah Elizabet dan Maria pernah mengira-ngira bahwa penganiayaan akan muncul. Apakah Elizabet pernah menduga, bahwa anaknya yang dikatakan akan tampil dengan kuasa Elia dan menjadi sukacita bagi banyak orang serta mempersiapkan umat yang layak bagi Tuhan, kelak akan dipenjara dan dipenggal? Apakah Maria pernah membayangkan, Anaknya yang merupakan Mesias, dijanjikan sebagai pembebas dan raja Israel untuk selama-lamanya, akan disiksa dibawah hukum Romawi, ditancapkan ke kayu salib serta mati di depan matanya sendiri? 

Hati saya bergetar menuliskan kata-kata ini. Saya tidak tahu, apakah Elizabet dan Maria juga membicarakan hal ini dalam masa tiga bulan kebersamaan mereka. Tapi saya yakin, hati mereka telah dipersiapkan untuk itu. Mereka telah diproses menjadi great women, dan ketika Tuhan memilih rahim mereka, maka mereka juga akan diproses menjadi great mothers. Sekali lagi, tidak ada alasan bagi saya untuk tidak mengagumi kedua perempuan ini. Saya pun mau mencontohi jalan iman mereka. Bagaimana dengan Anda? 

Emmanuela ShintaComment