YANG HILANG (GO!)

Ketika membaca Lukas 15, saya mendapati bahwa dalam keseluruhan pasal tersebut ada tiga perikop yang kesemuanya berhubungan satu dengan yang lain.

Lukas 15 : 1-7 tentang domba yang hilang

Lukas 15:8-10 tentang Dirham yang hilang

Lukas 15:11-32 tentag anak yang hilang

Ah, jujur saja, saya sangat takut dengan yang namanya kehilangan. Saya selalu merasakan bahwa saya tidak mampu menanggung rasa sakit akibat kehilangan. Rumah saya di kampung tepat dipinggir jalan raya, dan sudah tidak terhitung berapa banyak anjing dan kucing kesayangan saya yang tewas tertabrak kendaraan yang lewat. Ada yang saya temukan pagi-pagi buta sudah tergeletak di tengah aspal, ada pula yang di depan mata saya sendiri tewas beberapa menit sesudah tertabrak. Saya meratap, menangis, mencucurkan air mata di depan bangkai mereka, memaki-maki si tukang tabrak kemudian menguburkan binatang kesayangan saya dengan ingus yang naik turun. Well…. 

Pause dulu dengan kisah nestapa saya! Mari kembali ke Firman.

Dengan membaca perikopnya saja kita sudah bisa melihat bahwa ada persamaan dari ketiga perumpaan ini, yaitu bicara tentang sesuatu yang HILANG.  Ketika Yesus mengajarkan sesuatu, bahkan lewat perumpamaan, Ia  tidak hanya sedang bercerita kisah ter hot masa kini aytau pula dongeng dengan nasihat bijak. Sesungguhnya, Yesus sedang menunjukkan dan mengajarkan kita kebenaran. Dulu Alkitab tidak boleh diinterpretasi sendiri, takutnya sesat. Sekarang sudah beda. Kita punya kemerdekaan untuk memiliki hubungan dengan Yesus dan mempelajari FirmanNya sebagaimana yang diwahyukan Roh Kudus kepada kita. Terlebih lagi sebagai manusia yang diberi anugerah free will, kita bebas berpikir, berpersepsi dan mengambil cara pandang yang menurut kita baik. Sayangnya, justru area inilah yang sering dipakai iblis untuk membuat kita mengambil keputusan yang salah (seperti kisah Hawa ketika makan buah terlarang). Itulah mengapa dalam setiap cara pandang dan pengambilan keputusan, kita harus kembali kepada Firman Tuhan yang adalah kebenaran. Sederhana saja, apa kata Tuhan tentang hal ini? What Would Jesus Do? 

 Dalam hal tentang pasal yang memuat 3 perumpamaan  ini, Yesus mengajarkan kita kebenaran yaitu cara pandang terhadap sesuatu yang HILANG. Let’s see the first parable. 

Meninggalkan 99 demi mencari 1, Helllooo??? Dari segi manapun, secara manusiawi kita tidak akan mungkin dan tidak akan mau melakukan hal itu. Kenyataannya, sang gembala tidak meninggalkan yang 99 itu di kandang yang nyaman dan aman, dengan makanan yang banyak dan cuaca yang terjamin. Ia meninggalkan mereka di padang gurun coy! (ayat  4) Padang gurun itu adalah tempat panas, gerah, bahaya, gimana kalau ada ular atau kalajengking? Gimana kalo ada penyamun, yang ngambil kesempatan untuk mencuri 99 itu ketika sang gembala sedang sibuk-sibuknya mencari 1 yang tersesat? Ah, nalar manusia saya tidak bisa menerima hal ini secara logis. Manusia akan berkata, “Ikhlaskan saja. Lebih baik rugi sedikit daripada rugi banyak hanya gara-gara baper!”

 However, this is the truth. That’s how Jesus want us to do. Ketika saya mendalami lagi kisah ini, saya jadi mengerti bahwa sang Gembala tidak pernah bertindak sesuai dengan pemikiran manusia yang hanya mikir untung, mikirin duit,mikirin kenyamanan dan keamanannya saja. Sang gembala bertindak dengan belas kasihan, itulah kenapa Ia disebut Gembala baik. Tapi buat saya, gini lho… sang gembala kok pede banget ya ninggalin yang 99 di padang gurun? Mungkin dia terlampau percaya bahwa kalau ada ular, kalajengking atau bahkan pencuri, domba-domba itu bisa gebukin rame-rame. Bayangkan kalau 1 domba aja ngasih satu pukulan, injakan, or tandukan, berarti ada 99 pukulan injakan or tandukan. Gimana pencurinya nggak teler coba? Haha… mungkin imajinasi saya liar, namun saya rasa Tuhan juga mau mengajarkan the power of unity. Even the weakest and smallest one can be powerful when they are together!

Perumpaan kedua lebih nggak masuk akal. Hanya buat nyari Dirham yang hilang, perempuan ini dengan penuh totalitas ngebersihin rumahnya. Saya yakin ini lebih dari sekedar si cewek mau beli barang (entah baju atau make up) yang harganya pas sepuluh dirham, and kalau hilang satu otomatis si barang impian nggak akan bisa kebeli. Lucunya lagi, pas udah ketemu, dia sampai manggilin sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya untuk bergembira bersama karena ia sudah menemukan dirham yang hilang itu. Okay, kalau sekira kita jadi tetangga si cewek itu, gimana ya perasaannya? Again… this is my wild imagination. 

Yang ketiga boleh lah masuk akal, anak yang hilang. Tapi ini cerita juga nggak adil kayaknya, si anak nakal (main judi dan perempuan)+ malas (cuma bisa pamer harta orang tua tapi nggak tahan banting kerja mandiri)+ kurang ajar (karena minta warisan saat bapaknya masih hidup) + luar biasa borosnya ini (clubbing teruuss sampai pagi), si anak ini nih, pas pulang langsung dikasih banyak hadiah dan dibikinin pesta! Tapi si kakak yang udah jungkir balik mandi keringat di ladang yang gersang bahkan katanya (ingat lho, katanya. Sebenarnya si anak ini ‘terhilang’ di rumah bapanya sendiri, tapi kita akan bahas itu di waktu yang berbeda), nggak pernah dikasih satu kambingpun buat pesta sama kawan-kawannya.  Anak bungsu itu mah nggak hilang, kan pergi sendiri atuh.

Tapi itulah Yesus. Cara pandangnya, dan tindakannya selalu berbeda dengan apa yang manusia pikirkan pada umumnya. Entah apapun penyebabnya, bagaimanapun kondisinya , apapun yang harus dilakukan, hukum Yesus berkata bahwa yang HILANG harus DICARI, DISAMBUT, DAN BERSUKACITA UNTUK KEBERADAAN MEREKA. Entah itu domba yang ngeselin, dirham yang lecet-lecet, atau anak yang bikin malu nama keluarga besar, semuanya sangatlah PENTING dimata TUHAN. Dan bukan hanya di mata Tuhan saja saudara-saudara! Ketiga perumpamaan ini juga mencatat hal yang sama yaitu ketika yang hilang ditemukan atau kembali, maka sang pemilik mengadakan PESTA BESAR-BESARAN! Yes, pestanya nggak Cuma sendiri, tapi manggilin orang banyak. Heboh, benar-benar heboh!

Ayat 7 : Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. 

Ayat 10 : Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat. 

Ayat 32 : Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu sudah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. 

Jujur saja, semua ini tetap tidak masuk dalam logika saya. Namun ketika saya mengenang kembali satu persatu kucing, anjing, kelinci saya (si Mala, Tony, Bleng-bleng, Bimbim, Jabuk, Bruni, Conan, dan seterusnya), meski mereka sangat kecil, makannya banyak, bikin kotor halaman dan suka gigit sepatu sendal saya sampai hancur, saya sangat menyayangi mereka! Mungkin saya terdengar sangat lebay, namun bagi saya yang saat itu masih SD, sentimentil dan labil, melihat anjing kesayangan tewas di depan mata membuat saya merasa dunia sudah berakhir. Kalau saya yang bukan siapa-siapa ini saja, bukan yang melahirkan atau menciptakan saja segitu sayangnya dengan binatang-binatang itu, apalagi Tuhan Yesus. Tentu Ia jauh lebih sayang kepada semua ciptaannya, khususnya manusia yang ia bentuk dengan tanganNya sendiri serupa dan segambar dengan Dia!

Saya tiba-tiba teringat dengan kisah Yunus, ketika ia marah besar karena Tuhan tidak jadi memusnahkan Niniwe. Tuhan kemudian mengajarkan nabi Yunus hal yang sangat penting (selengkapnya baca kitab Yunus, cuma empat pasal kok).

(Yunus 4:10-11) Lalu Allah berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?”

Wow… bagi saya pernyataan Tuhan ini sangat menggetarkan hati saya. Kalau ada yang bilang  diperjanjian lama Tuhan kejam, dan diperjanjian baru Tuhan baik, itu salah. Tuhan tetaplah Tuhan dan Ia sangat sangat sangat baik! KasihNya luar biasa, bahkan bagi kita yang selalu mendukakan hatiNya ini, Dia masih terus memberikan anugerah dan pengampunan. Untuk itulah Ia rela mati di kayu salib untuk menebus kita. 

Doa saya hari ini adalah kita semua boleh memandang dengan cara Yesus memandang, berpikir seperti Yesus berpikir, dan bertindak sebagaimana Ia bertindak. Ia bertindak berdasarkan belas kasihan-Nya yang besar,  bukan didasari oleh hitungan untung rugi, penting nggak penting, ngeselin atau nyenengin. Semua orang BERHARGA dimata-Nya. Dan untuk melakukan pekerjaan itu perlu ada pengorbanan, ada totalitas, ada kerja keras, kegigihan, tidak menunda menunggu atau ogah-ogahan. 

Jadi, apakah Saudara mau menyenangkan hati Tuhan kita? Ingin membuat Dia tersenyum, tertawa bahkan bergembira bersama seisi sorga? Yo, kita mulai jadi seperti sang gembala dan perempuan dalam perumpamaan,  mencari yang terhilang! Ingat, satu jiwa berharga dimata Bapa kita!

Go!

Ps : A gift for you, beautiful song from Darlene Zscech latest' album Here I am Send Me, entitled GO.