LOYALITAS (Part 1)

Uncovering the quality

Banyak orang menyebut diri baik hati, namun yang setia, siapakah  menemukannya? (Amsal 20:6)

Ketika sedang mencuci piring, tiba-tiba melintas di pikiran saya tentang loyalitas. Rupanya kesetiaan adalah kualitas yang amat sangat langka! Bahkan orang yang baik hati pun belum tentu setia. Kenyataannya, kesetiaan selalu menghasilkan hal besar. Jadi kita akan melihat beberapa teladan luar biasa. 

1. YOSUA

Yosua, pelayannya Musa, kemana-mana ikut. Ketika Musa berada di atas gunung Sinai selama 40 hari 40 malam dilingkupi shekhinah glory dan berhadapan face to face dengan Tuhan, tanpa makan dan minum, di manakah Yosua? Yosua menantikan Musa somewhere di lereng gunung namun lebih tinggi dari tempat para tua-tua dan imam menanti (Keluaran 24:8-18, 32:15-17). Bayangkan, Yosua menanti seorang diri, tanpa tahu kapan Musa akan turun, siang malam tanpa makanan dan minuman. Ketika para imam dan elders kembali ke perkemahan untuk makan minum ngaso dll (meski Musa menyuruh untuk MENUNGGU)….Yosua tetap bertahan. Dia setia. Dia selalu berusaha untuk sedekat mungkin dengan kemuliaan Tuhan, meski nyatanya Tuhan tidak berbicara kepadanya namun kepada tuannya. Tapi Yosua mengerti nilai kekekalan. Yosua punya attitude:

 

  • tidak mempertanyakan pemimpin (semisal pertanyaan-pertanyaan seperti “Kapan tuan Musa akan turun? Boleh nggak nanti aku turun ke kemah dulu ngambil makanan, selimut dll untuk persiapan nunggu? Apakah aku harus puasa juga? bla bla bla...). Dia hanya taat. Titik. 

  • selalu berusaha lebih dekat dengan kemuliaan. (Kel 24:8 mencatat bahwa imam, 70 tua-tua, Yosua dan Musa melihat Allah Israel dan kemuliaanNya. Namun yang lain kembali ke kemah, hanya Yosua yang terus ada di gunung. Anyway I wonder what he was thinking during the waiting?)

At the end we all know, God chose Joshua to take place in Moses' leadership, to lead the whole nation into the promise Land. Sebuah janji, kehormatan, penunjukan dan penganugerahan yang tidak pernah terucap atau muncul di pemikiran siapa-siapa selama 80 tahun hidupnya, seketika saja diberikan. God paid back his loyalty and faithfulness.

2. TRIWIRA

 Isybaal, Eleazar dan Sama bukanlah prajurit terkuat atau terbanyak membunuh musuh, bukan pula pemimpin pasukan. Namun mereka tercatat sebagai triwira, dan prajurit2 lain tidak ada yg menyamai mereka. Kenapa?

2 Samuel 2:8-39 mencatatnya dengan sangat baik, khususnya di ayat 14-17. Mereka punya :

  • Kepekaan (Daud hanya menggumam saja, mereka langsung nangkap isi hati pemimpinnya)
  •  Aksi (tidak cukup hanya tau, namun triwira put their understanding into action. So cool, right? Berapa banyak dari kita yang cuma tau doang tapi tidak pernah berbuat apa-apa)
  • Best service (memberikan yang terbaik untuk pemimpinnya - berbanding terbalik dg kita yang suka memandang manusia dan berkata, "What the he** I should serve him?!)

Saya akan bilang, triwira ini punya loyalitas tingkat dewa. Upss, lebih daripada dewa. They are men of God! The best in David's mighty warriors.

3. ELISA

Seorang pengusaha, punya 24 lembu, punya sawah sendiri, masih muda dan single, melepaskan semuanya ketika seorang nabi menjumpainya dan melemparkan jubah kepadanya.  Let's see.

  •  Mengenali dan merespon panggilan (Elia tidak pernah mengatakan ikutlah aku, dia hanya melemparkan jubahnya. Itu sudah cukup bagi Elisa, ia mengenali panggilan dan segera merespon.)
  • Kerendahan hati (1 Raja2 21:21, Elisa mengikuti Elia untuk menjadi Pelayan. Seorang bos, meninggalkan harta dan anak buahnya demi menjadi pelayan seseorang yang lain -tanpa ada deal gaji! Come on, who want to do that??)
  • The "will not leave you" determination. (Elia sebelumnya punya pelayan namun ditinggalkan -1 Raja2 19:3. Sama juga, sebeluk diangkat ke sorga Elia sebenarnya menyuruh Elisa untuk tinggal sebanyak 3x, namun Elisa dengan keras kepala menjawab, "aku tidak akan meninggalkan engkau!"
  •  Berani.  Elisa meminta dua kali lipat dari roh/pengurapan Elia! Yo, sekalipun tidak pernah ada janji/iming-iming bahwa Elisa akan menjadi penerus Elia dan alih profesi dari pengusaha-pelayan-nabi, Elisa sendirilah yang meminta 'kenabian' dan pengurapan itu. 

End of the story, Elisa mendapatkan pengurapan ganda, akses raja-raja dan bangsa-bangsa,bahkan sesudah matipun tulangnya masih mengerjakan kuasa Tuhan!

I wish I could continue to make list and dig more about these amazing people. Yeah, loyalitas adalah kualitas langka. Namun bukan berarti saya dan Saudara tidak bisa mendapatkannya. One thing,dunia sekarang menegakkan prinsip ekonominya -  semua perbuatan baik harus ada timbal balik bla bla bla. But this is not a work. Sebuah pekerjaan bisa dinilai harganya dan dibayar dengan uang/barang, namun loyalitas... aw, man. It's only God who can reward you! And we all know, reward dari Tuhan tidak pernah biasa-biasa. It's Extraordinary!!

Let's see where we are now. Mulai bangun kualitas langka itu dalam dirimu. Make it your stamp, and be a great man. 

God bless you!