LOYALITAS (Part 2)

Heart beyond the action

Kali ini perhatian saya tertuju kepada seorang tokoh yang tercatat kisahnya di 2 Raja-raja:5.

Dia adalah Naaman, jendral utama kerajaan Aram. Ayat 1 berkata bahwa karena Naamanlah, Tuhan memberikan kemenangan kepada Aram.

 Loh, kok bisa? Bukankah Naaman bukan seorang yang beribadah kepada Yahwe, Allah Israel.

Kisah tentang penyembuhan Naaman dari kusta menggambarkan dengan jelas kualitas jendral besar ini, yang membuat ia qualified di mata Tuhan meski ia seorang Aram. 

1. Mengerti Protokol/Jalur Otoritas

Meskipun Naaman sudah mengetahui tentang nabi yang bisa menyembuhkannya di Samaria, ia tidak serta merta langsung nyelonong pergi. Ia menghadap pemimpinnya, yaitu raja Aram terlebih dahulu (ayat 3-4). Tentu saja ini ada hubungannya dengan hubungan Aram-Israel yang notabene adalah musuh. Naaman mengerti bahwa ini bukan hanya tentang dirinya dan penyakitnya, namun tentang kedua bangsa/kerajaan yg besar. Sesudah raja Aram mengijinkan bahkan memberikan surat perkenalan (yang sesungguhnya lebih mirip surat perintah dan tantangan) utk Raja Israel, barulah Naaman berangkat. Ayat 5-7 memggambarkan betapa beratnya hubungan diplomatik kedua kerajaan ini. 

2. Memiliki culture of honor

Meski datang ke nabinya musuh, Naaman mengerti ia harus membawa hadiah untuk nabi yang akan ia temui. Oleh karena itu ia membawa kurang lebih 320 kg perak, 75kg emas dan 10 set pakaian. 

Ok, let us pause. Mari berkaca, betapa seringnya kita mengharap/meminta yang gratisan. Kalau memang karena tidak mampu/miskin bisa saja, namun sesungguhnya kalau mau lebih realistis dan logis, kita tidak pernah terlalu miskin untuk menyatakan terima kasih melalui pemberian. Meski itu hanya sekian ratus rupiah. Meski itu hanya sebungkus nasi. Meski itu hanya sebuah Meski itu hanya berupa counsel satu kali, sangat layak kita menyatakan terima kasih dengan memberikan sesuatu. Ini bukan berarti menyogok atau seolah2 beranggapan orang tidak mau memberikan bantuan/petunjuk tanpa pamrih, ini lebih kepada diri kita yang tau culture of honor. Saya sendiri terus belajar akan hal ini, murah hati memberi hadiah2 kepada orang2 yang berinvestasi banyak dalam kehidupan saya secara moril dan spiritual, karena apa yang mereka lakukan utk hidup saya jauh lebih besar daripada yang bisa saya nilai dengan uang. 

Saya akan melangkah sedikit lebih dalam di sini, yang saya lihat dan alami alih-alih menunjukkan terima kasih, banyak orang yang hanya mencari kepuasan hatinya semata. Ketika mereka mendapatkannya, mereka akan mengatakan terima kasih dan berlalu. Ketika mereka tidak mendapatkannya, mereka juga akan berlalu namun sambil membawa racun di mulut mereka dan kekecewaan di hati. Saya tidak bisa mengerti sikap seperti ini, sikap bodoh yang hanya bisa menyalahkan namun tidak mensyukuri setiap hal yang sudah dilakukan orang lain bagi hidupnya. Saya tidak menyalahkan orang-orang muda yang hidupnya dan tidak tau cara memberi karena terbiasa manja, dikasih uang sama orang tua dan hidupnya bergantung pada orang lain. Saya rasa kalau kita bisa belajar mengerat sikap manja dan tidak tahu terima kasih itu sejak masih muda, akan sangat berguna bagi kehidupan di masa depan. 

3. Kerendahan Hati

Naaman diuji ketika Elisa tidak menemuinya di depan rumah, hanya menyuruh pelayannya keluar untuk menyampaikan pesan. Dia, seorang jendral besar, pejabat terhormat, merasa terhina. Namun ketika hamba-hambanya mengingatkan dia, dia menerima. See, Naaman mau mendengarkan saran dari hamba-hambanya,orang2 bawahan. Hasilnya? Mujizat ia terima.

4. Kesetiaan

Yang menarik adalah ayat 15-21. Naaman mengakui tidak ada Allah lain selain Allah Israel. Dia meminta Elisa menerima hadiah, namun Elisa tidak mau menerimanya (alasannya akan dibahas di part 3). Kemudian Naaman meminta membawa tanah untuk mendirikan mezbah bagi Tuhan, dan ia meminta agar Tuhan mengampuni dia ketika ia harus masuk kuil berhala dan menyembah di sana, karena menemani rajanya. Apa jawab Elisa? 

"Everything will be all right. Go in peace." (MSG)

Elisa mengiyakan. Tuhan menerima permohonan Naaman. Mengapa? Karena Loyalitas Naaman bahkan kepada raja Aram itu sangat diperhitungkan Tuhan. Please, jangan bandingkan dengan kisah Hananya, Misael dan Azarya yang masuk perapian karena menolak menyembah patung Nebukadnezar. Mereka adalah orang Yahudi. Mereka adalah umat Tuhan. Sementara Naaman? Ia seorang Aram. 

Apakah artinya Tuhan akan memberikan excuse tertentu bagi kasus khusus? Apakah artinya Tuhan kompromi?

Saya berkeyakinan bahwa Tuhan adalah Tuhan, bukan hanya Tuhan orang Kristen tapi berkuasa atas seluruh jagat raya ini. Ia berkenan kepada Naaman bahkan sebelum Naaman berjumpa dengan Elisa. What is his judgement and assessment? Beberapa sudah dijabarkan di atas. Satu hal yang pasti,Tuhan melihat hati hingga kedalamannya, dan menguji setiap jalan-jalan hidup anak manusia. 

Oleh karena itu hendaknya kita jangan sombong hanya karena kita Kristen. Atau karena kita aktif pelayanan. Hidup dalam Tuhan lebih dari sekedar dua hal tersebut. Naaman, contoh teladan iman dan kualitas kerajaan. Kita bisa melakukan lebih baik darinya, dalam kasih Kristus dan kuasa Roh Kudus.

God bless.